Selasa, 10 Januari 2012

Konseling remAja

  1. Konseling Remaja
    Mungkin tugas yang paling sulit dalam konseling remaja adalah membangun hubungan yang saling percaya dan membantu konseli muda mengenali kebutuhannya untuk ditolong. Beberapa konseli datang dengan sukarela meminta bantuan, tetapi sering kali remaja merasa tidak membutuhkan konseling dan mereka dikirim oleh orang tua, guru, atau hakim. Saat hal itu terjadi, konselor dipandang sebagai sekutu orang tua, dan penolakan pun muncul di awal pertemuan.
      Membuat Rapor Perkembangan
      Kejujuran dan hormat, dipadu dengan belas kasih dan kelemahlembutan, semuanya penting, khususnya saat konseling baru dimulai. Bila ada perlawanan, hadapilah secara langsung dan berikan kesempatan kepada konseli untuk memberikan respons. Anda bisa bertanya, "Bisakah kamu jelaskan apa yang menyebabkan kamu ada di sini?" Bila konseli tidak memberikan respons, tanyakan: "Orang lain pasti ingin kamu datang kemari. Saya yakin kamu pasti punya beberapa alasan." Tunjukkan hormat pada konseli dan hindari memberi pertanyaan dengan cara yang menunjukkan penghakiman atau kritikan. Hal ini justru menimbulkan perlawanan dan meningkatkan pembelaan dirinya. Berusahalah untuk memfokuskan diskusi pada masalah tertentu secara konkret, dengarkan dengan cermat apa yang dikatakan konseli, izinkan konseli untuk mengungkapkan perasaannya, dan secara berkala tunjukkan apa yang sedang terjadi secara emosional selama wawancara berlangsung. "Kamu kelihatannya sangat marah," atau "Saya rasa kamu sangat bingung sekarang ini," adalah contoh komentar-komentar yang mendorong perasaan untuk berdiskusi. Cobalah untuk menjaga suasana tetap santai, tidak resmi, pada tahap berbincang-bincang.
      Pemindahan
      Kata pemindahan ini merujuk pada kecenderungan beberapa individu untuk memindahkan perasaan tentang seseorang di masa lalu ke seseorang di masa kini. Contoh, seorang konseli muda yang membenci ayahnya bisa memindahkan kebenciannya kepada konselor pria. Konselor harus mengetahui bahwa dia sering kali akan dimusuhi, dicurigai, ditakuti, atau dibanggakan terutama karena sang konselor mirip dengan orang dewasa lainnya. Konselor mungkin ingin mendiskusikan pemindahan perasaan ini dengan konseli mereka. Kadang-kadang hal ini berujung pada wawasan dan perilaku bermanfaat yang dapat diterapkan pada sesi konseling.
      Sebagai seorang konselor, cobalah untuk tidak memberi respons seperti orang tua konseli, pahlawan, atau orang lain yang kepadanya Anda disejajarkan. Selain itu, waspadalah pada pemindahan balik. Hal ini merujuk pada kecenderungan konselor untuk melihat kesamaan antara konseli dan beberapa orang lainnya. Bila konseli mengingatkan Anda pada anak Anda sendiri, misalnya, atau bila Anda menjadi ingat pada tetangga Anda yang suka membuat masalah, perasaan Anda pada orang-orang ini bisa dipindahkan kepada konseli dan memengaruhi objektivitas Anda sebagai penolong. Sebaiknya tidak memperlihatkan hal ini kepada konseli, tetapi Anda akan sangat terbantu bila Anda mendiskusikan hal ini dengan konselor lain.
      Mengenali Masalah
      Sangat sulit untuk menolong bila Anda tidak dapat mengenali masalahnya. Karena konseli remaja kadang-kadang menyangkali bahwa mereka punya masalah, maka konseling bisa menjadi suatu tantangan. Daripada mencoba untuk mengelompokkan atau mendiagnosa masalah, akan lebih menolong bila mendorong remaja untuk membicarakan masalah-masalah mereka, misalnya tentang sekolah, kegiatan di waktu luang, minat, apa yang disukai dan tidak disukai, orang tua, teman-teman, rencana masa depan, agama, kencan, seks, kekhawatiran, dan masalah-masalah serupa lainnya. Mulailah dengan hal-hal yang relatif tidak mengancam (misalnya, "Ceritakan tentang sekolahmu atau keluargamu"; "Hal-hal yang baru-baru ini terjadi dan menarik perhatianmu") dan kemudian bergeraklah ke hal-hal yang sensitif. Dalam melakukan semua hal ini, Anda seharusnya menunjukkan bahwa Anda benar-benar ingin mendengarkan. Cobalah untuk menjadi teman, bukan penyidik. Beberapa pertanyaan umum mungkin diperlukan untuk memulai prosesnya, tetapi ketika konseli mulai berbicara dan Anda menunjukkan keinginan untuk memahami, konseli remaja mungkin mulai mengungkapkan ketakutannya, perasaan-perasaannya, perilakunya, kekhawatirannya, kata hatinya, tekanan interpersonal, pembelaan diri, dan hal-hal penting lainnya.
      Menentukan Tujuan
      Setelah Anda membuat rapor perkembangan, mulai mengenali masalah, dan mendapatkan beberapa pandangan mengapa rencana tindakan semula tidak berhasil, maka ada baiknya untuk menyusun beberapa tujuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar